Mobil Lebih Irit BBM Dengan Eco Driving



Mobil Irit BBM Dengan Eco Driving

Teknik eco driving adalah sebutan bagi penerapan teknik mengemudi yang berorientasi pada pelestarian lingkungan hidup dengan memperhatikan efisiensi penggunaan bahan bakar fosil. Secara tidak langsung eco driving berdampak ekonomi bagi pengemudi di mana mereka dapat menghemat pengeluaran untuk bahan bakar.

Tetapi, lebih dari pada itu, eco driving dimaksudkan untuk mengurangi dampak buruk emisi karbon terhadap lingkungan. Sebagai informasi, kendaraan bermotor adalah salah satu penyumbang polutan udara terbanyak melalui emisi gas buang yang dihasilkannya. Tertarik menerapkan teknik eco driving? Berikut caranya.

1. Akselerasi perlahan

Mengemudi santai merupakan salah satu kunci eco driving. Faktanya, ada situasi di mana pengemudi harus berkendara dengan kecepatan tinggi atau terburu-buru. Tetapi perlu dipahami bahwa start dengan akselerasi tinggi hanya akan menyedot banyak bahan bakar. Selalu usahakan untuk menginjak pedal gas perlahan.

2. Menjaga kecepatan tetap konstan

Gaya mengemudi dengan akselerasi dan deselerasi yang ekstrem atau tiba-tiba adalah salah satu pemicu utama borosnya konsumsi bahan bakar. Sebaiknya jaga kecepatan selalu konstan. Oper gigi pada saat yang tepat yaitu di putaran 2000 RPM.

Pengemudi perlu memperhatikan lalu lintas sekitar. Misalnya, hindari jalanan macet. Pada jalan yang ramai, pengemudi cenderung lebih sering memindah gigi. Usahakan untuk menggunakan gigi sesuai dengan tingkat kecepatan.

3. Kurangi penggunaan AC jika tidak perlu

Mengingat Indonesia adalah negara tropis dengan suhu cukup tinggi terutama di perkotaan, wajar jika AC mobil selalu dinyalakan. Kompresor AC memakan energi yang cukup besar, menyebabkan bensin boros.

Jika ingin hemat energi, sebaiknya pertimbangkan mengurangi penggunaan AC. Tidak harus dimatikan total, tetapi paling tidak suhu diatur pada temperatur normal, bukan paling dingin.

4. Hindari pengereman mendadak

Tak hanya saat akselerasi, mesin membutuhkan tenaga ketika deselerasi atau ketika mobil berjalan di turunan atau saat akan berhenti. Agar lebih hemat energi, hindari mengerem mendadak. Hal ini berlaku baik untuk mobil matik maupun manual. Karena itu penting bagi pengemudi untuk memprediksi jarak dari mulai pengereman sampai titik berhenti.

5. Stop idling

Banyak pengemudi tetap menyalakan mesin saat mobil berhenti. Biasanya hal ini dilakukan ketika mereka menunggu di tempat parkir. Tujuannya tentu saja agar kabin tetap dingin sehingga penumpang di dalamnya tetap merasa nyaman.

Ternyata hal ini dapat memicu penggunaan bahan bakar yang tidak efisien. Saat AC dinyalakan, kompresor tetap hidup walaupun mobil dalam keadaan berhenti. Kondisi ini tentunya menyebabkan konsumsi BBM berlebihan.

6. Hindari muatan berlebih

Kerja mesin berbanding lurus dengan beban atau muatan mobil. Semakin berat beban yang dibawa, semakin banyak tenaga yang harus dihasilkan. Dengan kata lain semakin banyak pula BBM yang dibutuhkan. Karena itu, jangan sampai muatan overload.

7. Cek angin ban

Ban kempes membuat mesin bekerja lebih keras. Pengemudi harus menginjak pedal gas lebih dalam lagi yang artinya kucuran bahan bakar semakin banyak. Pastikan tekanan angin ban normal yaitu pada angka 30-32 Psi.

8. Jangan memanaskan mobil terlalu lama

Memanaskan mesin mobil ditujukan untuk menjaga keawetan mesin. Namun ternyata memanaskan mobil terlalu lama meningkatkan kadar emisi gas buang. Selain itu, memanaskan mobil berlebih membuat busi cepat kotor. 5 menit adalah waktu maksimal untuk memanaskan mesin mobil.

 

Pengemudi diharapkan memiliki keahlian eco driving, yang dipadukan dengan defensive driving serta safety driving. Kombinasi dari keahlian mengemudi ini menghasilkan teknik mengemudi yang ramah lingkungan, aman, dan efisien dalam segi waktu dan uang.